KISAH MASUK ISLAMNYA SEORANG UMAR BIN KHATTAB R.A

 Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Ada banyak versi yang menceritakan kisah masuk islamnya seseorang yang dikenal sangat keras dengan islam sebelumnya. Berita yang paling terkenal menyebutkan bahwa Umar - sudah tidak tahan lagi melihat seruan Rasululullah itu ternyata telah memecah belah keutuhan Quraisy, dan mendorong orang semacam dia sampai menyiksa orang-orang yang masuk Islam agar keluar meninggalkan agama itu dan memaksa kembali kepada agama masyarakat mereka.

Muhammad Husain Haekal dalam buku “Umar bin Khattab” menyajikan kisah masuknya Islam Umar bin Khattab sebagaimana dituturkan Umar sendiri.

Sesudah Rasulullah memberi isyarat kepada sahabat-sahabatnya supaya terpencar ke beberapa tempat dan berlindung kepada Allah dengan agama yang mereka yakini, dan menasihati mereka agar pergi ke Abisinia, dan setelah Umar melihat mereka sudah pergi, ia merasa sangat terharu dan merasa kesepian berpisah dengan mereka.

Sumber yang mengenai Umm Abdullah binti Abi Hismah menyebutkan bahwa ia berkata: "Kami sudah akan berangkat tatkala Umar bin Khattab datang dan berhenti di depan kami, yang ketika itu ia masih belum memeluk Islam.Kami menghadapi berbagai macam gangguan dan siksaan dari dia. Ia berhenti dan berkata kepada kami: 'Jadi juga berangkat, Umm Abdullah?'

Saya jawab: 'Ya! Kami akan keluar dari bumi Allah ini. Kalian mengganggu kami dan memaksa kami dengan kekerasan. Semoga Allah memberi jalan keluar kepada kami.'
Dia berkata lagi: 'Allah akan menyertai kalian.'

Saya lihat dia begitu terharu, yang belum  pernah saya lihat seperti itu. Kemudian dia pergi, dan saya lihat dia sangat sedih karena kepergian kami ini."

Setelah itu suaminya datang. Diceritakannya percakapannya dengan Umar itu dan dia sangat mengharapkan Umar akan masuk Islam. Tetapi jawab suaminya: "Orang ini tidak akan masuk Islam sebelum keledai Khattab lebih dulu masuk Islam."

Sumber-sumber selanjutnya menyebutkan bahwa Umar memang sangat sedih karena sesama anggota masyarakatnya telah pergi meninggalkan tanah air, sesudah mereka disiksa dan dianiaya. Selalu ia memikirkan hendak mencari jalan untuk menyelamatkan mereka dari keadaan demikian.

Ia berpendapat keadaan ini baru akan dapat diatasi apabila ia segera mengambil tindakan tegas. Ketika itulah ia mengambil keputusan akan membunuh Rasulullah. Selama ia masih ada, Quraisy tak akan bersatu. Suatu pagi ia pergi dengan pedang terhunus di tangan hendak membunuh Rasulullah dan beberapa orang sahabatnya yang sudah diketahuinya mereka sedang berkumpul di Darul Arqam di Safa. Jumlah mereka hampir empat puluh orang laki-laki dan perempuan.

Sementara dalam perjalanan itu ia bertemu dengan Nu'aim bin Abdullah yang lalu menanyakan: "Mau ke mana?" dan dijawab oleh Umar: "Saya sedang mencari Muhammad, itu orang yang sudah meninggalkan kepercayaan leluhur dan memecah belah Quraisy, menistakan lembaga hidup kita, menghina agama dan sembahan kita. Akan saya bunuh dia!"

"Kamu menipu diri sendiri, Umar. Kamu kira Abdu-Manaf akan membiarkan kamu bebas berjalan di bumi ini jika sudah membunuh Muhammad? Tidakkah lebih baik kamu pulang dulu menemui keluargamu dan luruskan mereka!"

"Keluarga saya yang mana?" tanya Umar. 

"Ipar dan sepupumu Sa'id bin Zaid bin Amr, dan adikmu Fatimah binti Khattab. Kedua mereka sudah masuk Islam dan menjadi pengikut Muhammad. Mereka itulah yang harus kamu hadapi," jawab kawannya itu.

Umar kembali pulang hendak menemui adik perempuannya dan iparnya. Ketika itu di sana Khabbab bin al-Arat yang sedang memegang lembaran-lembaran Qur'an membacakan kepada mereka Surah Ta-Ha. Begitu mereka merasa ada Umar datang, Khabbab bersembunyi di kamar mereka dan Fatimah menyembunyikan kitab itu. Setelah berada dekat dari rumah itu ia masih mendengar bacaan tadi, dan setelah masuk langsung ia menanyakan: "Saya mendengar suara bisik-bisik apa itu?"

"Saya tidak mendengar apa-apa," Fatimah menjawab.

"Tidak!" kata Umar lagi, "Saya sudah mendengar bahwa kamu berdua sudah menjadi pengikut Muhammad dan agamanya!" Ia berkata begitu sambil menghantam Sa'id bin Zaid keras-keras. Fatimah, yang berusaha hendak melindungi suaminya, juga mendapat pukulan keras.

Melihat tindakan Umar yang demikian, mereka berkata: "Ya, kami sudah masuk Islam, dan kami beriman kepada Allah dan kepada Rasul-Nya. Sekarang lakukan apa saja sekehendak Anda!"

Melihat darah di wajah adiknya itu Umar merasa menyesal, dan menyadari apa yang telah diperbuatnya. "Kemarikan kitab yang saya dengar kalian baca tadi," katanya. "Akan saya lihat apa yang diajarkan Muhammad!"

Fatimah berkata: "Kami khawatir akan Anda sia-siakan."

"Jangan takut," kata Umar melemah. Lalu ia bersumpah demi dewa-dewanya bahwa ia akan mengembalikannya bilamana sudah selesai membacanya. Kitab itu diberikan oleh Fatimah.

Sesudah sebagian dibacanya, ia berkata: "Sungguh indah dan mulia sekali kata-kata ini!"

Mendengar kata-kata itu Khabbab yang sejak tadi bersembunyi keluar dan katanya kepada Umar: "Umar, demi Allah saya sangat mengharapkan Allah akan memberi kehormatan kepada Anda dengan ajaran Rasul-Nya ini. Kemarin saya mendengar ia berkata: 'Allahumma ya Allah, perkuatlah Islam dengan Abul-Hakam bin Hisyam' atau dengan Umar bin Khattab.' Berhati-hatilah, Umar!''

Ketika itu Umar berkata: "Khabbab, antarkan saya kepada Muhammad. Saya akan menemuinya dan akan masuk Islam," dijawab oleh Khabbab dengan mengatakan: "Dia dengan beberapa orang sahabatnya sedang berada di sebuah rumah di Safa."

Umar mengambil pedangnya dan pergi langsung mengetuk pintu di tempat Rasulullah dan sahabat-sahabatnya berada.

Mendengar suaranya, salah seorang di antara mereka mengintip dari celah pintu. Dilihatnya Umar yang sedang memegang  pedang. "Rasulullah, Umar bin Khattab datang membawa pedang,” ujarnya.

Hamzah bin Abdul-Muttalib menyela: "Izinkan dia masuk. Kalau kedatangannya dengan tujuan yang baik, kita sambut dengan baik; kalau bertujuan jahat, kita bunuh dia dengan pedangnya sendiri”.

"Izinkan dia masuk," ujar Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa sallam pula.

Sesudah diberi izin, Rasulullah berdiri menemuinya di sebuah ruangan. Digenggamnya baju Umar kemudian ditariknya kuat-kuat seraya katanya: "Ibn Khattab, apa maksud kedatanganmu? Rupanya Anda tidak akan berhenti sebelum Allah mendatangkan bencana kepada Anda!"

"Rasulullah," kata Umar, "saya datang untuk menyatakan keimanan kepada Allah dan kepada Rasul-Nya serta segala yang datang dari Allah."

Ketika itu juga Rasulullah bertakbir, yang oleh sahabat-sahabatnya sudah dipahami bahwa Umar masuk Islam.

Itulah salah satu versi yang menceritakan kisah masuk Islamnya seorang Umar bin Khattab yang kemudian menjadi Khalifah kedua setelah Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq.Selain versi di atas masih ada versi-versi lain yang menceritakan tentang kisah tersebut

Wallahu 'Alam Bisshawab

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Komentar

Postingan populer dari blog ini

DENGAN MODAL TAAT, KEKURANGANNYA DIGANJAR SERIBU KEBAIKAN

KERAS KEPALA YANG BERMANFAAT ( ABDURRAHMAN BIN ABU BAKAR)