DENGAN MODAL TAAT, KEKURANGANNYA DIGANJAR SERIBU KEBAIKAN

     Setiap sahabat Rasulullah SAW mempunyai kelebihan dan kemuliaan masing-masing. Namun, sebagai manusia pada hakikatnya, mereka juga memiliki kekurangan, uniknya kadang justru dengan kekurangan itulah  mereka menjadikan dirinya dimuliakan oleh Allah dan Rasulnya. Seperti itulah keadaan Ibnu Ummi Maktum, seorang yang buta tapi dimuliakan oleh Allah, Rasulullah, dan para sahabat. Kekurangannya diberi ganjaran oleh Allah dengan banyak kemuliaan,

Nama lengkapnya Abdullah bin Ummi-Maktum, seorang yang terlahir sebagai penyandang disabilitas karena  mengalami masalah pada indera penglihatan. Ia masih keluarga dekat dengan Rasulullah sebab bersepupu satu kali dengan "Siti Khadijah" istri Rasulullah. Ia masuk Islam di masa-masa awal sejarah islam dengan umurnya yang masih muda.

Ia tumbuh sebagai pemuda yang taat. Ia sadar bahwa ajaran islam telah memberinya petunjuk dan membersihkan hatinya. Dibalik kekurangannya, Ibnu Ummi Maktum selalu mengingat firman Allah SWT yang artinya : "sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi hati yang di dalam dada.". Maka dengan segenap kesyukuran ia anggap kekurangnnya sebagai sebuah nikmat besar yang telah diberikan oleh Allah SWT.

 Kesyukurannya kian bertambah usai mendengar hadist  yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, "Sesungguhrrya Jibil datang kepada Rasulullnh SAW, yang ketika itu lbnu Ummi Maktum sedang bersama beliau. ".

Dia l.alu bertanya, "Sejak kapankah pandanganmu buta? " .

Jawabnya, "Sejak saya kecil. ", Kemudian Dia membaca ayat: "Firman Allah SWT: "Jika saya mengambil suatu kemuliaan seorang hamba niscaya saya tidak akan memberi dia pengganti selain pahala surga.".

 

Ibnu Ummi Maktum-lah yang berperan penting dalam asbabun nuzul surah Abasa ayat 1-10. Setelah ayat itu turun Rasulullah kemudian memberinya suatu kehormatan dengan menunjuknya sebagai wakil beliau di Madinah pada saat beliau menghadapi peperangan pertama. Rupanya buta fisik membuat hatinya terbuka dan mampu melihat segala kebenaran yang tidak tampak oleh manusia pada umumnya.

 Ibnu Ummi Maktum adalah seorang yang beradab dan berilmu. Paling banyak menghafal ayat Al-Qur'an, menghafal banyak hadist, dan bercita-cita untuk mengikuti jihad. Cita-citanya inilah yang membuat orang terheran-heran. Dia seorang yang buta, tapi tidak pernah takut dan ragu untuk ikut berjihad di jalan Allah. Hal-hal tersebut membuatnya semakin dimuliakan oleh Rasulullah dan para sahabat.

 Meski ia buta, Ibnu Ummi Maktum sangat lihai untuk mengetahui waktu. Menjelang fajar, ia keluar rumah dengan tongkat menuju masjid mengumandandangkan adzan. Beliaulah orang yang selalu bergantian dengan Bilal bin Rabah untuk mengumandangkan adzan. Ketika salah satu dari mereka mengumandangkan adzan, maka sahabat yang lain bertugas untuk mengumandangkan iqamat. Ia juga biasa mengumandangkan adzan saat shubuh setelah semalaman Bilal mengumandangkan adzan.

Masih ada sebuah bukti yang menggambarkan betapa dimuliakannya ia oleh Allah. Suatu ketika Ibnu Ummi Maktum merasa sangat sedih setelah turun wahyu kepada Rasulullah yang berbunyi, "Tidaklah sama antara orang mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang).".

Ibnu Ummi Maktum berkata, "Ya, Tuhanku! Engkau memberiku ujian begini, bagaimana saya dapat berbuat...?".

 Kemudian turunlah ayat yang berbunyi, "Selain yang mempunyai udzur..".

 

Dua kali sudah Ibnu Ummi Maktum menjadi sebab turunnya wahyu. Bukankah hal demikian merupakan sebuah bentuk penghormatan tinggi yang tidak semua sahabat  pernah mengalaminya?. Pertama adalah ketika turunnya surah Abasa sebagai teguran Allah kepada Rasulullah karena mengabaikan Ibnu Maktum, dan kedua  adalah turunnya wahyu sebagai ketentuan bagi mereka yang bisa dimaklumi dan tidak dalam hal berjihad. Sungguh beliau diliputi keberkahan siang dan malam.

 Hingga pada akhirnya, keinginnanya menjadi panji Allah memuncak.

 "Serahkanlah panji kepadaku, karena sesungguhnya saya adalah seorang buta sehingga tidak akan dapat melarikan diri!. Tempatkanlah saya di antara kedua pasukan!", pinta Ibnu Ummi Maktum kepada para sahabat.

Dia pun diikutkan dalam Perang Qadisiyah. Perang itu dimulai sekitar 636 M. Dipimpin oleh Sa'ad Bin Abi Waqqash pasukan muslim melawan pasukan Persia. Dan Ma shaa Allah, disanalah rupanya Ibnu Ummi Maktum menemui ajalanya, menjadi syahid. Dia-pun tercatat  dalam sejarah  menjadi orang buta pertama yang ikut dalam peperangan kaum muslimin..

 Ibnu Maktum memang tunanetra, tapi Allah SWT ganti itu dengan banyak kemuliaan. Itu tidak lain karena dia taat dan patuh kepada Allah SWT dan Rasulnya. Semoga ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Di setiap kekurangan akan selalu ada keberkahan yang datang selama kita taat kepada Allah SWT.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KISAH MASUK ISLAMNYA SEORANG UMAR BIN KHATTAB R.A

KERAS KEPALA YANG BERMANFAAT ( ABDURRAHMAN BIN ABU BAKAR)