KISAH THALHAH BIN UBAIDILLAH,79 JAHITAN DEMI MELINDUNGI RASULULLAH
Assalamu Alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Thalhah Bin Ubaidillah, seorang sahabat Rasulullah yang
berasal dari suku Quraisy. Nama lengkapnya adalah Thalhah bin Ubaidillah bin Usman bin
Kaab bin Said.Ibunya bernama Ash-Sha'bah binti Al-Hadramy. Dia lahir di
Mekkah pad 594 M. Thalhah tumbuh besar menjadi seorang pemuda yang
cerdas.Seperti orang-orang di Mekah pada umumnya,pekerjaannya adalah sebagai
seorang pedagang. Profesi inilah yang kemudian mengantarkannya mendapat hidayah
dan masuk islam.
Pada suatu hari, Dia melakukan
perjalan ke Syam tepatnya di Bushra. Saat tiba di pasar tiba-tiba seorang
pendeta berdiri dan berkata, "'Wahai para pedagang sekalian adakah di
antara tuan-tuan yang berasal dari kota Mekah ?".
Thalhah yang berdiri tak jauh dari pendeta itu Segera
menghampirinya.
" Ya, aku penduduk Mekah.", sahut Thalhah.
"Sudah munculkah di tengah-tengah kalian orang yang
bernama Ahmad?", tanya pendeta.
"Ahmad di mana ?".
"Ahmad bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Bulan ini pasti
muncul sebagai nabi penutup para nabi. Kelak Dia akan hijrah
ke negerimu, pindah dari negeri batu-batu hitam yang banyak pohon kurmanya. Dia akan pindah
ke negeri yang subur makmur, memancarkan air dan garam. Sebaiknya engkau segera
menemuinya, wahai Anak Muda ,"sambung pendeta itu.
Setelah mendengar ucapan pendeta tersebut
Thalhah bergegas kembali Mekkah. Ditemuinya keluarganya untuk menyakan hal
tersebut.
"Apakah ada peristiwa penting yang terjadi di Mekah
sepeninggalanku?", tanya Thalhah.
"Ada. Muhammad bin Abdullah mengatakan dirinya Nabi. Abu
Bakar mempercayainya dan telah mengikuti apa yang di katakannya," jawab
Mereka.
"Aku kenal Abu Bakar. Dia seorang yang lapang dada,
penyayang, dan lemah lembut. Dia pedagang yang berbudi tinggi dan teguh. Kami
berteman baik. Banyak orang yang menyukai majelisnya, karena dia ahli sejarah Quraisy dan mengetahui
silsilah keturunan suku, " gumam Thalhah lirih.
Setelah itu,Thalhah langsung mencari Abu Bakar, dan
menanyakan perihal yang didengarnya.
Setelah bertemu dengan Abu Bakar mereka bergegas bertemu
Rasulullah dan berniat menceritakan apa yang dialami Thalhah di Syam.Setelah
hal tersebut Thalhah menyatakan dirinya masuk Islam dengan mengucapkan dua
kalimat Syahadat. Dia menjadi orang keempat yang masuk Islam di hadapan Abu
Bakar dan tentunya dia adalah
generasi islam pertama dan termasuk 10 orang yang dijamin masuk surga oleh
Rasulullah.
Islamnya Thalhah di awal-awal bukanlah suatu hal yang mudah
dilalui.Kafir quraisy yang mengetahui hal tersebut tidak tinggal diam.Apalagi
Thalhah adalah seorang yang diharapkan oleh ibunya untuk kelak menjadi pemimpin
di sukunya. Bujukan mereka kepada Thalhah agar keluar dari Islam tidak mampan,
hingga akhirnya mereka memutuskan untuk memakai kekerasan.
Salah satunya adalah ketika Naufal bin Khuailit yang dijuluki
Singa Quraisy, menyeret Abu Bakar. Lelaki bengis itu lantas mengikat Abu
Bakar dan Thalhah menjadi satu. Lalu keduanya didorong kepada algojo kafir.
Mereka dipukuli sehingga luka dan darah mengalir dari tubuh keduanya.
Sejak saat itu, Thalhah dan Abu Bakar digelari oleh kamu muslimin
dengan Al- Qarinain, atau sepasang sahabat yang terikat.
Suatu ketika di perang Uhud barisan kaum muslimin terpecah
belah dan kocar-kacir di sisi Rasulullah. Yang tersisa di dekat beliau hanya 11
orang Anshar dan Thalhah dari Muhajirin. Rasulullah dan orang-orang yang mengawal
beliau naik ke bukit, tetapi di hadang
oleh kaum Musyrikin.
"Siapa yang berani melawan mereka dia akan menjadi
temanku kelak di surga," seru Rasulullah.
"Saya, wahai Rasulullah," jawab Thalhah.
"Tidak!Jangan engkau! Engkau harus tetap di tempatmu."
"Aku, wahai Rasulullah," kata seorang prajurit
Anshar.
"Ya, majulah," kata Rasulullah.
Prajurit Anshar itu maju melawan prajurit kafir yang ingin
membunuh Rasulullah. Pertempuran yang tak seimbang itu telah mengantarkannya
menemui kesyahidan. Rasulullah terus naik, tetapi dihadang lagi oleh tentara
musyrikin.
Siapa yang berani melawan mereka ini?" seru Rasulullah
lagi.
"Aku wahai Rasulullah," kata Thalhah mendahului
yang lain.
'Jangan! Engkau tetaplah di tempatmu."
"Lalu seorang prajurit Anshar menggantikannya. Iapun
gugur menyusul sahabatnya. Demikian seterusnya, setiap kali Rasulullah meminta
para sahabat untuk melawan orang-orang kafir itu, selalu Thalhah mengajukan
diri pertama kali. Tetapi, senantiasa ditahan oleh Rasulullah dan diperintahkan
tetap di tempat sampai sebelas prajurit Anshar itu gugur menemui syahid dan
tinggal Thalhah sendiri bersama Rasulullah.
Saat iru Rasulullah berkata kepada Thalhah, "sekarang
engkau, wahai Thalhah."
Thalhah maju menerkam musuh dan menghalau mereka sekuat
tenaga, agar jangan sampai menghampiri Rasulullah. Kemudian Thalhah kembali ke
dekat Rasulullah dan menaikannya sedikit ke bukit. Disandarkannya tubuh
Rasulullah yang mulia. Gigl taringnya patah, kening dan
bibirnya sobek, darah mengucur dari muka beliau. Sesudah itu
Thalhah kembali menyerang, sehingga berhasil mengusir dan menewaskan beberapa
orang kafir itu.Saat itu, Abu Bakar dan Abu Ubaidah bin Jarrah berada agak jauh
dari Rasul. Thk berapa lama keduanya menemui Rasulullah.
"Tinggalkan aku! Bantulah Thalhah, kawan kalian,"
seru Rasulullah.
Keduanya bergegas mencari Thalhah. Ketika
ditemukan, Thalhah dalam keadaan pingsan. Badannya berlumur darah segar. Tidak
kurang tujuh puluh sembilan luka bekas tebasan pedang, tusukan lembing, dan
lemparan panah memenuhi tubuhnya. Pergelangan tangannya putus sebelah.
Mereka mengira Thalhah sudah gugur. Ternyata masih hidup.
Karena itulah diberi gelar
"Syahid yang hidup". Gelar itu diberikan Rasulullah melalui sabdanya,
"Siapa yang ingin melihat orang berjalan di muka bumi setelah mengalami
kematianya, lihatlah Thalhah."
Sejak itu, jika orang membicarakan perang Uhud
di hadapan Abu bakar, Abu bakar selalu menyahut, "Perang hari itu adalah
peperangan milik Thalhah seluruhnya."
Demikianlah kisah
seorang Thalhah Bin Ubaidillah tatkala tubuhnya rela ia korbankan demi melindungi tubuh mulia Rasulullah SAW
dari serangan musuh. Dari cerita tersebut bisa kita lihat betapa cintanya
seorang Thalhah kepada Rasul. semoga kebaikan selalu dilimpahkan kepada
Thalhah. Semoga Kebaikan selalu terlimpahkan kepada Rasulullah,keluarga,dan
sahabat-sahabatnya.Aamiin
Barakallah
BalasHapus